Jumat, 09 Desember 2011

TUGAS DUA MANAJEMEN UMUM

Proses perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision making)untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan menyeluruh, misalnya dalam perencanaan korporat, perencanaan strategis, atau perencanaan jangka panjang. Bisa juga dilakukan per divisi atau unit bisnis stategis menjadi rencana divisi atau anak perusahaan tertentu di dalam suatu korporasi yang lebih besar. Bisa juga dilakukan per fungsi baik di dalam korporasi, di dalam divisi maupun unit bisnis individual, misalnya rencana fungsi pemasaran, rencana fungsi keuangan, rencana fungsi produksi dan distribusi, dan rencana fungsi personalia. Bagaimana pun lingkup perencanaan yang dilakukan, pokok pertanyaan yang dipikirkan sama saja: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa. Perbedaannya menyangkut metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
 
Empat Tahap Dasar Perencanaan

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini. 

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
. Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang  jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya  sumberdayanya secara tidak efektif. 

Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini 
. Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik  yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi. 

Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
. Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan. 

Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
. Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagaialternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
  

Rencana Operasional
Rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Rencana strategis
Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi
Faktor Waktu dan Perencanaan

Factor waktu dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal, yaitu:

1. waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif

2. waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.

3. jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.


Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada sumber daya yang tersedia dan derajat ketetapan perencanaan manajemen.

Rencana jangka pendek, menengah dan panjang

Rencana – rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang mengikuti kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan dua puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang. Perencanaan jangka panjang berkenaan dengan perencanaan strategic

Penetapan Tujuan

 Misi Dan Tujuan Organisasi

Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.

Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :

1.Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan

2.Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya

Unsur penting tujuan ada 2 yaitu :

1.Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana

2.Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.

Tipe-Tipe Tujuan

Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :

1.Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat

2.Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis

3.Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil

4.Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi

5.Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain

Proses Penetapan Tujuan

Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :

1.Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan harganya

2.Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan

3.Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing

4.Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik

5.Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
6.Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.

Bidang-Bidang Tujuan

Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :

1.Posisi Pasar

2.Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan keluaran organisasi

3.Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku

4.Profitabilitas

5.Inovasi

6.Prestasi dan Sikap Karyawan

7.Prestasi dan Pengembangan Manajer

8.Tanggung Jawab Sosial dan Publik
Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.

Perumusan Tujuan

Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.

Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :

1.Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan

2.Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah

3.Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal

4.Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi

5.Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana

6.Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum

7.Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.

Fungsi Tujuan Organisasi

1.Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan

2.Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya

3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi

4.Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota

5.Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi

Fungsi perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah “grand strategy”, termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective), kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan strategi tersebut. Organization planning memberikan arah kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa yang akan datang.
Ditinjau secara hirarki, fungsi ini berada pada tingkatan tertinggi. prosesnya memerlukan pemahaman yang mendalam serta analisis yang cermat dan cerdas tentang berbagai perkembangan kondisi lingkungan strategik, seperti perkembangan teknologi, ekonomi sosial budaya, politik, bahkan bagi beberapa organisasi diperlukan kajian tentang sejarah masa lalu. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks dan dinamis, sehingga penuh ketidakpastian, namun harus dapat dikenali secara cerdas untuk mengurangi tingkat ketidakpastian tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya abstraksi kuat, kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap perkembangan lingkungan strategik, serta melakukan sintesa terhadap perkembangan iptek. Tujuan utama dari penyelengaraan ini adalah tercapainya tujuan secara efektif.

Manajemen By Objective (MBO)

Berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi Pasar, Inovasi, Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.

MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :

1.Pendidikan dan pelatihan bagai manajer

2.Keterikatan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi

3.Pelaksanaan umpan balik secara efektif

4.Didorong adanya peserta dari bawahan

Keunggulan dari manajemen berdasarkan sasaran MBO adalah : Meningkatkan komunikasi antara manajer dan bawahan
Strategi program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus spesifik dan dapat diukur

Kekuatan Dan Kelemahan MBO

Kebaikan-kebaikan program MBO :

Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka

Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer menetapakan
tujuan dan sasaran

Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan

Membuat individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi
tujuan tertentu

Kelemahan-kelemahan MBO, mempunyai 2 katagori :

1.Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO.

2.Serta meningkatkan banyaknya kertas kerja

Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses.yaitu :

Gaya dan dukungan manajemen

Penyesuaian dan perubagan MBO

Keterampilan- Keterampilan antar pribadi

Deskripsi jabatan

Penetapan dan pengorganisasian tujuan

Pengawasan metoda pencapaian tujuan

Konflik anatara kreativitas dan MBO

Pebuatan Keputusan

Tipe-tipe keputusan

Keputusan dikategorikan dengan berapa banyak waktu yang diperlukan oleh wirausahawan
untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang haras dilibatkan untuk merobuat keputusan tersebut, dan fiingsi organisasi rnana keputusan tersebut difokuskan.Murigkmmetodekategorisasi keputusan yang umumnya diterima adalah didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua tipe dasar: terprogram dan tidak terprogram.
Menurut Herbert A. Simon, keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.Suatu Keputusan terprogram mungkinmelibatkanpenentuanbagaimana produk akan ditata dalam toko grosir. Hal ini merupakan masalah rutin dan berulang ulang bagi suatu organisasi, dan keputusan pengaturan staudar biasanya dibuat menurut garis pedoman organisasi yang sudah ditetapkan.
Proses pembuatan keputusan
Suatu keputusan adalah pemilihan altematif dari seperangkat altematif yang tersedia. Prose pembauatan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat keputusan untuk memilih altematif yang ada. Evaluasi dari suatu keputusan hendaknya sebagian didasarkan pada proses yang digunakan untuk membuat keputusan.
Suatu model proses pembuatan keputusan menyarankan langkah untuk membuat keputusan yaitu:
(1) identifikasi masalah yang ada, (2) mendaftar altematif yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, (3) memilih altematif yang paling bermanfaat untuk memecahkan   masalah, (4) memfungsikan altematif kedalam rinriakan, dan (5) mengumpulkan umpan balik (feed back) untuk menemukan apakah altematif yang diimplementasikan bisa mengurangi masalah yang diidentifikasi. Berikut ini menjelasan dari tiap-tiap langkah dan saling hubungan diantara langkah-langkah tersebut.
Identifikasi masalah yang ada
Pembuatan keputusan pada dasarny a adalah proses pemecahan masalah yang melibatkan penghilangan kendala bagi pencapaian tujuan organisasi. Sesungguhnya, langkah pertama dari proses peniadaan ini adalah mengidentifikasi dengan tepat apa masalah atau kendala tersebut. Hanya sesudah kendala tersebut ditemukan dan diidentifikasi secara memadai manajemen bisa mengambil langkah-langkah untuk melenyapkannya. Chester Barnard telah mengatakan bahwa masalah organisasional akan meminta perhatian dari manajer terutama melalui (1) perintah yang disebarkan oleh penyelia manajer, (2) situasi yang menghubungkan manajer dengan bawahannya, dan/atau (3) aktivitas normal dari manajer itu sendiri.
Mendaftar pemecahan masalah yang ada
Sekali masalah telah teridentifikasi, berbagai pemecahan masalah altematif hendaknya didaftar. Hanya sedikit masalah organisasional yang hanya memiliki satu pemecahan, dan karenanya, wirausahawan hendaknya tidak memiliki sikap bahwa suatu masalah hanya bisa dipecahkan dengan satu cara. Namun, mereka harus mengembangkan kerangka pikiran yang mempengaruhi mereka untuk menemukan banyak pemecahan altematif yang ada pada semua masalah organisasional.
Pemilihan altematif yang paling bermanfaat
Pembuat kepumsan bisa memilih pemecahan yang paling bermanfaat hanya sesudah mereka mengevaluasi tiap altematif dengan sangat teliti. Evaluasi ini terdiri dari tiga langkah. Pertama, pembuat keputusan hendaknya mencantumkan, seakurat mungkin pengaruh potensial dari tiap altematif seolah-olah altematif tersebut telah dipilih dan diimplementasikan. Kedua, pembuat keputusan hendaknya menetapkan faktor probabilitas pada tiap pengaruh altematif tersebut. Hal ini akan menunjukkan seberapa mungkin terjadinyapengamh itu jika altematif tersebut diimplementasikan. Ketiga, menetapkan tujuan organisasi sebagai pedoman, pembuat keputusan hendaknya membandingkan tiap pengaruh yang diharapkan dari altematif tersebut dan probabilitasnya. Altematif yang nampak paling menguntungkan bagi organisasi hendaknya dipilih untuk diimplementasikan.
Implementasi altematif yang dipilih
Langkah berikutnya adalah memfungsikan altematif yang dipilih kedalam tindakan-tindakan. Kepputusan hendaknya didukung oleh tindakan yang tepat jika kepumsan tersebut diharapkan mencapai keberhasilan.
Pengumpulan umpan balik yang berhubungan dengan masalah
Bahkan sesudah altematif yang dipilih telah diimplementasikan, tugas dari pembuat keputusan belumlah lengkap. Mereka harus mengumpulkan umpan balik untuk menentukan pengaruh dari altematif yang diimplementasikan pada masalah yang teridentifikasi. Jika masalah yang teridentifikasi belum lagi terpecahkan sebagai hasil dari altematif yang diimplementasikan, wirausahawan hendaknya terns mencari dan mengimplementasikan beberapa altematif lainnya yang akan mengurangi dampak dari masalah yang ada. Dengan kata lain, jika masalah terpecahkan sebagai hasil altematif yang diimplementasikan, wirausahawan bisa mengalihkan perhatiannya untuk memecahkan masalah organisasional lainnya.
Model proses pembuatan keputusan ini didasarkan pada asumsi utama. Pertama, model menganggap bahwa manusia adalah mahluk ekonomi dengan tujuan memaksimumkan kepuasan atauy hasil. Kedua, model didasarkan pada asumsi bahwa dalam situasi pembuatan kepuitusan sumua mpemecahan altematif maupun konsekuesi yang mungkin dari tiap altematif diketahui oleh wirausahawan. Asumsi terakhir adalah bahwa pembauat keputusan mampuny ai beberapa sistem prioritas yang memungkinkan mereka merangking tiap altematif menurut yang paling diinginkan. Jika tiap-tiap asumsi tersebut dipenuhi pada sistuasi pembuatan keputusan, pembuat keputusan mungkin akan membuat keputusan terbaik bagi organsiasi. Pada kenyataannya, satu atau lebih asumsi itu biasanya tidak terpenuhi, dan kerenanya keputusan yang berhubungan bukan keputusan yang terbaik bagi organisasi.

Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan
Para manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
Banyak manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
Kelemahan
  1. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih besar.
  2. Dalam pengembangan alterna-tif, usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
  3. Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
  4. Dalam pemilihan alternatif kelompok lebih dapat meneri-ma risiko disbanding pembuat keputusan individual.
  5. Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
  6. Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda- beda.
  7. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
  8. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
  9. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
  10. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
  11. Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
 1. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
  1. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
  2. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
  3. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5. Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.






Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab17-pembuatankeputusan.pdf
http://www.smakmoer.com/content/view/414/208/

 KESIMPULAN:

Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision making)untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar